Foto keluarga saya My beautiful girl 1 My beautiful girl 2 My beautiful girl 3 My beautiful girl 4

Rabu, 15 Mei 2013

Sst, Harga Emas Mulai Naik


Emas batangan (ilustrasi)
Emas batangan (ilustrasi)
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada Senin (Selasa pagi WIB), didorong permintaan fisik yang kuat untuk logam mulia. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni naik 3,8 dolar AS, atau 0,26 persen, menjadi menetap di 1.468 dolar AS per ounce.

Permintaan untuk bentuk fisik emas tetap kuat. Sementara orang-orang China tetap merupakan pembeli kuat emas fisik, India telah bergabung dalam antrean pembeli menjelang festival Akshaya Tritiya yang jatuh pada 13 Mei, mempertahankan harga emas naik.
Pencetak uang logam AS pada April menghentikan sementara penjualan beberapa koin emas batangan Amerika karena permintaan melonjak. Analis pasar percaya bahwa harga 1.475 dolar AS per ounce akan menjadi tingkat penting untuk emas, karena logam mulia sejauh ini telah mampu berdiri di atas tingkat tersebut.
Perak untuk pengiriman Mei turun 5,9 sen, atau 0,25 persen, menjadi ditutup pada 23,955 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli, naik 6,5 dolar AS, atau 0,43 persen, menjadi ditutup pada 1.507,7 dolar AS per ounce.

Intervensi Pasar, Bank Sentral Israel Borong 50 Juta Dolar AS

Gubernur Bank Sentral Israel Stanley Fischer
Gubernur Bank Sentral Israel Stanley Fischer
Bank Sentral Israel atau Bank of Israel (BoI) pada Senin (6/5) waktu setempat kembali melakukan intervensi di pasar uang untuk keempat kalinya dalam sebulan dengan membeli 50 juta dolar AS. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan nilai dolar AS, demikian laporan yang disampaikan media Israel.

Intervensi tersebut dilakukan karena nilai dolar AS semakin menurun dalam beberapa bulan terakhir sementara shekel telah menguat. Pada Senin (6/5), nilai tukar dolar AS bernilai 3,567 shekel, menandai kenaikan 0,6 persen dari rasio 1:3,553 pada Jumat (3/5) lalu. Penguatan shekel mejadi sangat problematik sejauh daya saing pasar eksportir Israel memprihatinkan.

Perusahaan perantara mata uang FXCM mengatakan bahwa shekel dapat melemah karena ketegangan antara Israel, Suriah dan Libanon menyusul dugaan serangan rudal Israel ke dekat Damaskus. "Investor tidak menyukai ketidakstabilan," kata seorang pedagang yang tidak disebutkan namanya kepada harian ekonomi Globes.

"Jika ketegangan terus bertahan, shekel dapat terpukul dan investor akan lebih memilih untuk berinvestasi dalam dolar AS yang aman. Di sisi lain, jika berbagai hal di wilayah tersebut menenangkan, pasar mungkin lega dan shekel dapat mulai naik kembali," tambah pedagang tersebut.

Pada Ahad (5/5), kabinet Israel menyetujui tawaran yang diusulkan oleh Menteri Keuangan Yair Lapid untuk menaikkan target defisit anggaran 2013-2014. Target baru akan berdiri di 4,65 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), suatu jumlah yang diperkirakan 47 miliar shekel (13,2 miliar dolar AS).

Pemerintah Cina Setujui Renegosiasi Harga Gas Tangguh

Gas Tangguh
Gas Tangguh
Pemerintah Cina telah menyetujui untuk melakukan renegosiasi harga penjualan gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) dari Blok Tangguh di Teluk Bintuni, Papua. Hal tersebut diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam akun Twitter-nya. Menurutnya, renegosiasi itu diperlukan agar lebih adil dan Indonesia mendapatkan jatah yang lebih besar.

"Pemimpin Tiongkok (Cina, red) telah menyetujui usulan saya untuk renegosiasi harga gas Tangguh, agar Indonesia dapat bagian lebih besar," tulis Presiden SBY dalam akun Twitter-nya, Rabu (8/5).

Renegosiasi tersebut menjadi salah satu hal yang dilaporkan oleh SKK Migas, Selasa (7/5) kemarin di Istana Negara. Dalam pertemuan kali pertama setelah SKK Migas dibentuk, lembaga tersebut melaporkan upaya menaikan produksi migas. "Kepala SKK Migas melaporkan tugasnya, antara lain upaya menaikkan produksi migas dan renegosiasi harga gas Tangguh," katanya.

Ia pun sempat mendapatkan informasi SKK Migas diintervensi sejumlah pihak terkait sektor migas. Karena itu, SBY meminta agar SKK Migas tegas dan berjalan sesuai peraturan agar negara tidak dirugikan.  "Khusus usaha migas, saya instruksikan agar menjalankan bisnis dengan benar. Tolak tegas intervensi dari siapapun yang rugikan negara," katanya.

Harga Emas Kembali Jatuh ke Tingkat Terendah


emas batangan (ilustrasi)
emas batangan (ilustrasi)
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh ke tingkat terendah sejak 1 Mei pada Selasa (7/5) waktu setempat atau Rabu (8/5) pagi WIB. Merosotnya harga emas dipicu oleh aksi penjualan besar-besaran dari reksa dana emas yang diperdagangkan di bursa (ETF).

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni turun 19,2 dolar AS, atau 1,31 persen, menjadi menetap di 1.448,8 dolar AS per ounce. Data yang dirilis Senin (6/5) menunjukkan rekor penarikan dari ETF emas pada April, termasuk sekitar 7,3 miliar dolar AS pencairan bersih dalam ETF emas fisik terbesar: iShares Gold Trust dan SPDR Gold Trust. Sementara itu, kepemilikan emas oleh ETF emas terus menurun dan berdiri di 1.062 ton pada Senin (6/5), turun dari 1.075 ton pada posisi Rabu (1/5) pekan lalu.

Analis pasar berpendapat bahwa para manajer uang profesional telah membangun posisi short (jangka pendek) cukup besar, sekalipun langkah pelonggaran moneter dari Australia gagal meningkatkan harga emas. Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) pada Selasa mengumumkan untuk menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 2,75 persen.

Data negatif mengenai lapangan kerja di AS juga tidak membantu mengangkat harga emas. Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (7/5) kemarin merilis kebijakan baru mengenai pengurangan jumlah lowongan pekerjaan menjadi 3,84 juta pada Maret dari 3,9 juta pada Februari.

Selama ETF emas terus mengurangi logam mulia, investor akan sangat berhati-hati dalam investasi emas mereka, analis pasar mengatakan. Perak untuk pengiriman Mei turun 14,9 sen, atau 0,62 persen, menjadi ditutup pada 23,806 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 26,5 dolar AS, atau 1,76 persen, menjadi ditutup pada 1.481,2 dolar AS per ounce.

Wow, Harga Emas Turun Tajam

 Pedagang menata perhiasan-perhiasan emas yang dijual di sentra perhiasan Cikini, Jakarta, Selasa (12/2).   (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pedagang menata perhiasan-perhiasan emas yang dijual di sentra perhiasan Cikini, Jakarta, Selasa (12/2). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun tajam pada Jumat (Sabtu pagi WIB) karena dolar AS lebih kuat, mengakhiri minggu dengan kerugian hampir dua persen.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni turun 32 dolar AS, atau 2,18 persen, menjadi menetap di 1.436,6 dolar AS per ounce.
Dolar AS lebih lanjut menguat terhadap yen Jepang pada Jumat, dan diperdagangkan di sekitar 101,61 yen per dolar pada Kamis setelah naik di atas batas 100-yen untuk pertama kalinya sejak April 2009.
Dolar yang lebih kuat cenderung mengurangi harga untuk komoditas berdenominasi dolar, termasuk emas.
Berlanjutnya penurunan kepemilikan emas oleh "gold exchange-traded funds" (ETF) juga memberikan kontribusi terhadap penurunan tajam harga emas pada Jumat. Kepemilikan emas oleh SPDR Gold Trust turun sekitar 15 ton menjadi 1.054 ton dari pekan sebelumnya pada Kamis.
Permintaan fisik untuk emas tetap kuat di seluruh dunia pada Jumat, tetapi analis pasar memperingatkan bahwa permintaan emas dari India mungkin jatuh setelah "Akshay Tritiya", hari suci Hindu dan Jain yang jatuh pada 13 Mei, ketika orang menganggapnya sebagai hari yang menguntungkan untuk membeli emas.
BNP Paribas pada Jumat menurunkan proyeksinya untuk harga emas 2013 sebesar 5,0 persen menjadi 1.580 dolar per ounce dan memangkas proyeksi harga emas 2014 sebesar 5,0 persen lain menjadi 1.520 dolar AS per ounce.
Perak untuk pengiriman Juli turun 25,3 sen, atau 1,06 persen, menjadi ditutup pada 23,658 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 30,5 dolar AS, atau 2,01 persen, menjadi ditutup pada 1.486 dolar AS per ounce.

Diduga Lakukan Kartel, Komisi UE Geledah Kantor Raksasa Minyak Eropa

Logo British Petroleum
Logo British Petroleum
  Komisi Uni Eropa (UE) melakukan pengeledahan di beberapa kantor perusahaan minyak yang terindikasi terlibat dalam pengaturan harga minyak. Seperti dilansir BBC News, Selasa (14/5), pengeledahan tersebut dilakukan karena Komisi Eropa memiliki kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan tersebut telah bersekongkol dalam melakukan distorsi harga minyak.

Meski pihak Komisi UE tidak menyebutkan secara resmi nama perusahaan tersebut, namun sumber di internal Komisi UE menyebutkan bahwa tiga raksasa minyak asal Eropa, British Petroleum (BP), Royal Dutch Shell, Statoil Norwegia serta lembaga penilai harga minyak dunia, Platts, bersikap kooperatif  dalam penyelidikan yang dilakukan Komisi UE. Penyelidikan berkaitan dengan harga minyak, produk olahan dan biofuel.

"Bahkan distorsi harga sekecil apapun dinilai mungkin memiliki dampak besar pada harga pembelian dan penjualan minyak mentah, produk minyak sulingan dan biofuel, yang akhirnya berpotensi merugikan konsumen," demikian pernyataan resmi Komisi UE.

Sebagai bagian dari penyelidikan, Komisi UE mengatakan sedang memeriksa apakah perusahaan dapat mencegah orang lain untuk ikut serta dalam proses penentuan harga dengan maksud untuk mendistorsi harga. Komisi UE menyebut serangan 'inspeksi mendadak' ini sebagai langkah awal dalam penyelidikan dugaan praktek anti-kompetitif.

"Setiap perilaku tersebut, jika ditelusuri, mungkin akan mengarah kepada pelanggaran aturan antitrust Eropa yang melarang kartel dan praktek bisnis yang membatasi dan penyalahgunaan posisi pasar yang dominan," ujar Komisi UE.

Pihak Statoil, ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa telah ada penggeledahan di kantor pusat mereka di Norwegia. Penggeledahan tersebut terkait dugaan pelanggaran dalam proses penilaian harga Platts secara tertutup. Kegiatan tersebut diduga telah berlangsung sejak tahun 2002.

Platts, yang bertugas mengkompilasi harga pasar energi, kata Komisi Eropa, telah mengunjungi kantor operasional mereka di London pada Selasa (14/5). "Dalam hal ini Platts telah bekerja sama sepenuhnya," tambahnya.

Sementara produsen minyak asal Inggris, BP, dalam pernyataan resminya mengatakan: "Kami bekerja sama sepenuhnya dengan penyelidikan dan tidak dapat berkomentar lebih jauh saat ini." Sedangkan raksasa minyak Belanda, Shell, melalui juru bicaranya menambahkan bahwa pihaknya sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan.

Shell, BP dan Platts Diduga Manipulasi Harga Minyak

Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Harga minyak dunia melonjak (ilustrasi)
Tim penyidik menginspeksi tiga perusahaan minyak Eropa setelah ada dugaan manipulasi harga minyak.

Pada Selasa (14/5) waktu setempat, kantor British Petroleum (BP), Shell, dan Platts mendapat inspeksi mendadak.  Anggota parlemen dan pejabat mengatakan, harga minyak bisa rentan dicurangi seperti suku bunga pinjaman Libor yang dicurangi bank.

Seperti dilaporkan nytimes, pihak berwenang Eropa menyelidiki apakah perusahaan tersebut berkolusi dalam pelaporan harga minyak untuk memanipulasi harga.
Semua perusahaan tersebut mengatakan mereka akan bekerjasama dengan penyelidikan. Shell mengatakan, pihaknya akan membantu komisi Eropa dalam penyelidikan kegiatan perdagangan.
Platts mengatakan Komisi Eropa telah melakukan tinjauan di kantornya di Canary Wharf di London. Pihak berwenang juga datang ke kantor operasi perdagangan mintak BP di lantai bawah gedung yang sama. BP mengatakan, perusahaan tersebut tunduk pada penyelidikan.
Regulator di Eropa dan Amerika Serikat telah lama mengkhwatirkan sistem penetapan harga minyak dan gas yang dapat mempengaruhi harga konsumen. Pada 2008, harga minyak mencapai rekor tertinggi tetapi kemudian cepat jatuh.
Otoritas fokus pada sistem pelaporan harga minyak dan produk mintak lain yang didominasi kelompok kecil seperti Platts. Perusahaan tersebut memperkirakan harga dengan poling pembeli dan data industri.
Beberapa tahun terakhir, Platts menggunakan sistem elektronik dalam perdagangan minyak. Pada akhir hari, Platts menentukan harga berdasarkan perdagangan yang masuk melalui sistem ini, bukan hanya mengandalkan poling perusahaan.