Penyumbang terbesar kenaikan laba adalah pendapatan margin dan bagi hasil serta efisiensi biaya. Pendapatan margin dan bagi hasil BSM Maret 2013 sebesar Rp 1,27 triliun, atau naik 18,69 persen dibanding posisi Maret 2012 sebesar Rp 1,07 triliun. Pendapatan margin dan bagi hasil itu bersumber dari pembiayaan BSM yang per Maret 2013 mencapai Rp 46,26 triliun, naik 23,56 persen, dibandingkan pembiayaan BSM per Maret 2012 sebesar Rp 37,44 triliun.
Adapun indikator BSM makin efisien terlihat pada rasio BOPO per Maret 2013 sebesar 69,24 atau turun dibandingkan rasio BOPO per Maret 2012 yang sebesar 70,47 persen. "Alhamdulillah kami terus mempertahankan kebijakan operasional perbankan yang efisien," ujar Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Yuslam Fauzi di Jakarta, Senin (13/5).
Bahkan BOPO per Maret 2013 lebih kecil dibandingkan BOPO per Desember 2012 yang sebesar 73,00 persen. Aset BSM per Maret 2013 Rp 55,48 triliun atau tumbuh 11,81 persen dibanding posisi semula pada Maret 2012 sebesar Rp 49,62 triliun. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) BSM per Maret 2013 mencapai Rp 48,38 triliun, naik 12,75 persen dibanding posisi Maret 2012 sebesar Rp 42,91 triliun.
Bisnis BSM ditopang oleh kehadiran outlet yang per Maret 2013 telah mencapai 789. Total outlet tersebut terdiri atas 136 Kantor Cabang, 474 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 56 Kantor Kas (KK), 7 Konter Layanan Syariah (KLS), dan 116 Payment Point (PP). Sementara per 30 Apri 2013 total outlet BSM mencapai 794 dengan perincian 136 Kantor Cabang (KC), 477 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 57 Kantor Kas (KK), 6 Konter Layanan Syariah (KLS), dan 118 Payment Point (PP).
BSM terus fokus pada sektor UMKM. Per Maret 2013, porsi pembiayaan UMKM dan nonkorporasi BSM 73,16 persen dan porsi pembiayaan korporasi 26,84 persen.
Ekuitas BSM per 31 Maret 2013 mencapai Rp4,44 triliun, naik 35,78 persen dibanding ekuitas per 31 Maret 2012 sebesar Rp 3,27 triliun. Kenaikan ekuitas tersebut terjadi karena adanya peningkatan modal disetor dan laba perusahaan.
Pada 28 Desember 2012, Bank Mandiri menambah modal ke BSM sebesar Rp 300 miliar. Suntikan modal tersebut menjadikan BSM semakin kuat dengan posisi CAR per Maret 2013 sebesar 15,23 persen atau lebih tinggi dibanding posisi CAR BSM per Maret 2012 sebesar 13,91 persen.
BSM juga mengalokasikan pencadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) sebagaimana ditentukan oleh BI. Pemenuhan PPAP BSM pada Maret 2013 sebesar 100,91 persen atau lebih tinggi dibanding pemenuhan PPAP per Maret 2012 sebesar 100,03 persen.
"Mudah-mudahan dengan dukungan seluruh masyarakat dan stakeholders, BSM terus menunjukkan kinerja yang semakin baik untuk menjadi bank kebanggaan kita semua, bangsa Indonesia tercinta," ucap Yuslam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar