Lima bank siap mengikuti uji coba layanan branchless banking.
Uji coba yang diinisiasi Bank Indonesia (BI) ini bertujuan untuk
mencari bentuk yang paling sesuai bagi Indonesia untuk meningkatkan
akses dan memperluas jangkauan pelayanan jasa keuangan kepada seluruh
masyarakat.
Bank-bank yang telah menyatakan kesiapannya adalah Bank Mandiri, Bank BRI, CIMB Niaga, Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) dan Bank Sinar Harapan Bali.
Kelima bank tersebut mengaku uji coba layanan, yang disebut juga layanan Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas melalui Unit Perantara Layanan Keuangan (UPLK), sejalan dengan salah satu fokus mereka pada pengembangan retail payment dan deposits.
Bank-bank tersebut melihat uji coba ini penting bagi perkembangan ekonomi mikro nasional. Oleh sebab itu, mereka fokus mengembangkan usahanya ke arah pengembangan layanan Branchless Banking yang terpercaya.
Layanan ini juga tercantum dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2012 dan 2013 yang memprogramkan implementasi layanan Branchless Banking untuk mendukung terciptanya keuangan inklusif.
Gubernur BI, Darmin Nasution, mengatakan BI merancang keuangan inklusif berdasarkan 2 pilar besar, yakni Branchless Banking dan sistem pembayaran e-money.
"Branchless Banking diharapkan dapat mengatasi kelemahan kita dalam infrastruktur fisik," ujar Darmin Nasution dalam acara Launching Program dan Produk Keuangan Inklusif di Gedung BI, Rabu (15/5).
Branchless Banking juga diharapkan dapat menciptakan kesadaran ruang dan waktu pada masyarakat. Menurut Darmin, kesadaran ruang dan waktu adalah prasyarat kemajuan teknologi dan inovasi.
Darmin mengatakan Branchless Banking ini nantinya akan dilaksanakan secara nasional jika terbuka handal. Uji coba ini akan dilaksanakan di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.
Bank dapat memilih sendiri daerah-daerah yang mereka inginkan asalkan sesuai dengan Surat Edaran BI. Berdasarkan surat edaran, daerah yang dipilih harus memiliki unit kerja yang tidak terlalu banyak, tetapi memiliki banyak masyarakat.
Bank BRI akan melaksanakan layanan Branchless Banking ini di Jawa Timur dan Bali. Di Jawa Timur, kabupaten yang dipilih adalah Kabupaten Banyuwangi, Kecamatan Muncar, Sempung dan Ronggojampi. Sementara untuk Bali, kabupaten yang dipilih adalah Singaraja.
Model bisnis yang diajukan BI adalah bank led, telco led dan hybrid. Untuk model bank led, bank bertanggung jawab melaksanakan jasa dari awal sampai akhir. Sedangkan pada telco led, perusahaan telekomunikasi bertanggung jawab terhadap kegiatan transfer dari awal sampai akhir.
Model hybrid adalah kombinasi keduanya. Bentuk uji coba hybrid adalah bank menggandeng telko sebagai penjual e-money.
Sebelumnya, Corporate Secretary BRI, Muhammad Ali, mengatakan dari tiga model bisnis yang diajukan BI, BRI akan menggunakan model hybrid.
Bank Indonesia (BI) meluncurkan Layanan Uji Coba Branchless Banking ini pada 30 April lalu. BI menargetkan program ini mulai berjalan pada pekan ketiga Mei 2013 sampai November 2013.
Layanan Branchless Banking bertujuan untuk menyasar masyarakat yang masih termasuk dalam segmen unbanked people. Kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan merupakan salah satu faktor penyebab adanya unbanked people.
Penelitian World Bank pada 2010 menemukan 49 persen penduduk Indonesia tergolong dalam unbanked people. Hal itu juga terlihat dari rendahnya rasio tabungan dibandingkan total GDP Indonesia.
Bank-bank yang telah menyatakan kesiapannya adalah Bank Mandiri, Bank BRI, CIMB Niaga, Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) dan Bank Sinar Harapan Bali.
Kelima bank tersebut mengaku uji coba layanan, yang disebut juga layanan Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas melalui Unit Perantara Layanan Keuangan (UPLK), sejalan dengan salah satu fokus mereka pada pengembangan retail payment dan deposits.
Bank-bank tersebut melihat uji coba ini penting bagi perkembangan ekonomi mikro nasional. Oleh sebab itu, mereka fokus mengembangkan usahanya ke arah pengembangan layanan Branchless Banking yang terpercaya.
Layanan ini juga tercantum dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2012 dan 2013 yang memprogramkan implementasi layanan Branchless Banking untuk mendukung terciptanya keuangan inklusif.
Gubernur BI, Darmin Nasution, mengatakan BI merancang keuangan inklusif berdasarkan 2 pilar besar, yakni Branchless Banking dan sistem pembayaran e-money.
"Branchless Banking diharapkan dapat mengatasi kelemahan kita dalam infrastruktur fisik," ujar Darmin Nasution dalam acara Launching Program dan Produk Keuangan Inklusif di Gedung BI, Rabu (15/5).
Branchless Banking juga diharapkan dapat menciptakan kesadaran ruang dan waktu pada masyarakat. Menurut Darmin, kesadaran ruang dan waktu adalah prasyarat kemajuan teknologi dan inovasi.
Darmin mengatakan Branchless Banking ini nantinya akan dilaksanakan secara nasional jika terbuka handal. Uji coba ini akan dilaksanakan di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.
Bank dapat memilih sendiri daerah-daerah yang mereka inginkan asalkan sesuai dengan Surat Edaran BI. Berdasarkan surat edaran, daerah yang dipilih harus memiliki unit kerja yang tidak terlalu banyak, tetapi memiliki banyak masyarakat.
Bank BRI akan melaksanakan layanan Branchless Banking ini di Jawa Timur dan Bali. Di Jawa Timur, kabupaten yang dipilih adalah Kabupaten Banyuwangi, Kecamatan Muncar, Sempung dan Ronggojampi. Sementara untuk Bali, kabupaten yang dipilih adalah Singaraja.
Model bisnis yang diajukan BI adalah bank led, telco led dan hybrid. Untuk model bank led, bank bertanggung jawab melaksanakan jasa dari awal sampai akhir. Sedangkan pada telco led, perusahaan telekomunikasi bertanggung jawab terhadap kegiatan transfer dari awal sampai akhir.
Model hybrid adalah kombinasi keduanya. Bentuk uji coba hybrid adalah bank menggandeng telko sebagai penjual e-money.
Sebelumnya, Corporate Secretary BRI, Muhammad Ali, mengatakan dari tiga model bisnis yang diajukan BI, BRI akan menggunakan model hybrid.
Bank Indonesia (BI) meluncurkan Layanan Uji Coba Branchless Banking ini pada 30 April lalu. BI menargetkan program ini mulai berjalan pada pekan ketiga Mei 2013 sampai November 2013.
Layanan Branchless Banking bertujuan untuk menyasar masyarakat yang masih termasuk dalam segmen unbanked people. Kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan merupakan salah satu faktor penyebab adanya unbanked people.
Penelitian World Bank pada 2010 menemukan 49 persen penduduk Indonesia tergolong dalam unbanked people. Hal itu juga terlihat dari rendahnya rasio tabungan dibandingkan total GDP Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar