Turki mulai membuka pintu memberikan
lisensi pembukaan perbankan baru setelah krisis perbankan pada 2001.
Tidak terkecuali bagi bank syariah bebas bunga atau di Turki lebih
dikenal dengan sebutan bank partisipasi.
Wakil Perdana Menteri
Turki, Ali Babacan mengatakan pada pertemuan tahunan Turki, muncul dua
bank partisipasi yang formatnya akan lebih jelas dalam beberapa bulan
mendatang. Bank milik negara, Ziraat Bank dan Halkbank, akan membangun
dua bank partisipasi tersebut. "Bank-bank harus memberikan kontribusi
dan partisipasi untuk menumbuhkan sektor perbankan karena pemainnya
sedikit sekali," ujar Babacan, seperti dikutip dari Trend.az, Senin
(13/5).
Saat ini empat bank partisipasi telah beroperasi di
industri perbankan, yaitu Bank Asya, Turkiye Finans, Albaraka Turk dan
Kuveyt Turk. Market share bank partisipasi 5,3 persen dari total industri perbankan Turki.
Saat
ini ada lebih dari 600 lembaga keuangan syariah di dunia dan
mengendalikan lebih dari 1 triliun dolar AS. Menurutnya hal ini mungkin
tampak besar, tetapi hanya 1 persen dari keseluruhan industri keuangan.
"Bank partisipasi harus memiliki bagian lebih besar dalam meningkatkan
akses masyarakat terhadap pembiayaan dan memungkinkan sektor keuangan
menjadi lebih inklusif. Ini adalah salah satu elemen terbesar agenda
G-20 saat ini," katanya.
Babacan berujar Asosiasi Bank
Partisipasi Turki menargetkan aset perbankan syariah melejit tiga kali
lipat pada 2023. Bank negara terbesar Turki, Ziraat Bank berencana
mendirikan sebuah bank syariah secara terpisah. General Manager Ziraat
Bank, Huseyin Aydin mengatakan pemberi pinjaman Turki Halkbank tampaknya
akan menjadi bank kedua yang mulai menawarkan layanan syariah di bawah
entitas baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar